Buku
Horizon Manusia
Kemunculan manusia di alam semesta merupakan suatu proses yang panjang dan melelahkan, pada tarap tertentu ia tetap terikat pada dunia tempat ia muncul dan menjadi bagian dari semesta tempat ia hidup. Dengan kata lain, manusiamendapati dirinya dalam sebuah dunia dimana ia menghadapi berbagai rintangan yang menghalangi kehendaknya. Namun, disamping itu, manusia memiliki peluang untuk memilih, untuk tidak menyerah begitu saja pada apa yang terjadi dan tersedia dihadapannya.1Manusia yang menyandang atributhayawan al-nathiqyakni “hewan yang berpikir” dijadikan sebagai prinsip dasar eksistensi. Ibnu Khaldun melalui Magnum Opus-nya al-Muqaddimahmengatakan bahwa; “manusia adalah madaniyyun bi al-thabayakni manusia yang bergantung pada tabiatnya.” Didasarkan atas premis itu maka hakikat manusia menurut Isaiah Berlin yaitu; “manusia menemukan kebebasannya, dimana ia dapat menentukan segala sesuatunya sendiri. Sehingga berbagai upaya pun dilakukannya sendiri. Karena bagaimanapun, manusia ingin menjadi sadar akan dirinya sendiri sebagai makhluk yang berpikir, berkehendak hidup dan mampu bertanggung jawab atas pilihan-pilihannya sendiri.”21Erich Fromm, Lari Dari Kebebasan,terj. Kamdani, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 33.2Isaiah Berlin, Four Essay On Liberty: Empat Esai Kebebasan, terj. A. Zaim Rofiqi (Jakarta: Pustaka LP3ES, 2004) hlm. 244.
0482 | 128 Mah H | (Blok B) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain