Buku
Pelajaran Bagi Ulil Abshar: Tempat-tempat Bersejarah di Madinah Munawwarah
hkan, Rasulullah juga bersabda, beribadah di Masjid Nabawi pahalanya akan dilipatgandakan hingga 1.000 kali. Karena itu, tak heran, sebagian besar umat Islam yang pernah berkunjung ke Madinah, senantiasa menyempatkan diri untuk beribadah di Masjid ini. Bahkan, pada musim haji, jutaan umat Islam dari seluruh dunia, berusaha melaksanakan shalat sebanyak 40 kali (arbain) di Masjid ini selama delapan hari, untuk memperoleh keberkahannya.
Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah, setelah masjid pertama Quba, sekitar dua mil dari Madinah. Masjid Quba dibangun ketika Nabi SAW menunggu Ali bin Abi Thalib yang hijrah belakangan.
Dalam Masjid Nabawi terdapat sejumlah lokasi yang sangat bersejarah dalam Islam. Mulai dari tempat tinggal (rumah) Rasulullah, rumah Abu Bakar, Umar, dan sahabat lainnya, hingga makam Rasulullah SAW.
Beberapa ahli sejarah melukiskan ruangan dalam Masjid Nabawi. Di antaranya--sebagaimana dikutip Imtiaz Ahmad dalam bukunya Historical Site of Madinah Munawarrah (Tempat-tempat Bersejarah di Madinah)-- adalah Syekh Dehlawi (958-1052 H). Secara lengkap Syekh Dehlawi menggambarkan berbagai tempat dalam Masjid Nabawi, yang ditandai dengan nomor-nomornya (lihat gambar).
1. Tiang Duta/Utusan. Nabi SAW biasa menggunakan tempat ini untuk menemui para utusan yang datang. Dan para sahabat terkemuka duduk di sekitar Rasul selama pertemuan berlangsung.
2. Tiang Pengawal. Tiang ini menjadi tempat berdiri para pengawal Nabi SAW, dan tempat ini dijadikan pintu masuk Rasul ke Masjid Nabawi.
3. Tiang Tempat Tidur. Abdullah bin Umar RA bercerita, ''Nabi SAW menggunakan tempat ini sebagai tempat tidur selama iktikaf di Masjid.''
4. Tiang Abu Lubabah. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, Rasul SAW bermaksud untuk menghukum bani Quraizhah (salah satu suku Yahudi) atas pengkhianatannya pada Nabi SAW. Abu Lubabah kemudian ditunjuk menjadi penengah. Namun, tanpa sengaja, Abu Lubabah membocorkan rahasia itu kepada suku Yahudi tersebut. Kemudian ia menyadari kekeliruannya dan mengikatkan dirinya di tiang tersebut selama tujuh hari dan baru melepaskan diri setelah Allah menerima taubatnya (QS Al-Anfal [8] : 27-28).
5. Tiang Aisyah. Thabrani menyebutkan, Aisyah RA meriwayatkan bahwa Nabi
0256 | 297.09 Imt T | TEPIAN NAROSA (Blok C) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain