Text
Survei konsumsi gizi
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menghadapi masalah gizi ganda yaitu masalah gizi kurang termasuk pendek (stunting) dan gizi lebih termasuk obesitas. Kedua masalah ini berkaitan dengan meningkatnya penyakit tidak menular (PTM), seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes, dan penyakit akibat gangguan metabolisme. Kondisi ini diperburuk dengan perilaku yang kurang baik antara lain perilaku konsumsi makan. Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik secara langsung maupun tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung yaitu melalui metode antropometri, biokimia, klinis, dan biofisik. Penilaian status gizi secara tidak langsung melalui metode statistic vital, factor ekologi, dan survey konsumsi. Seorang petugas gizi professional harus menguasai bagaimana menilai status gizi individu, kelompok, dan masyarakat. Metode pengukuran status gizi dapat berdiri sendiri atau satu metode saja dan akan lebih baik dapat juga merupakan kombinasi dari beberapa metode yang ada. Pengukuran status gizi dengan survey makanan dapat digunakan pada tahap awal dari kekuarangan gizi. Perkmbangan lanjutan dari kekurangan gizi dapat diukur dengan pengukuran biokimia dimana persediaan cadangan gizi makin menurun. Apbila telah terjadi perubahan dimensi ukuran tubuh seperti berat badan, lingkar lengan atas, tebal lemak bawah kulit dapat dilakukan dengan pemeriksaan antropometri. Untuk mengetahui tanda dan gejala yang berhubungan dengan kekurangan gizi seperti marasmus dan khashiorkor dapat dilakukan dengan pengukuran klinis. Secara ringkas pengukuran status gizi yang umum digunakan dapat disingkat “ABCD” yaitu anthropometry (antropometri), Biochemical (biokimia), Clinical (klinis), dan Dietary (diet). Buku ini menguraikan konsep dasar survey konsumsi gizi yang meliputi metode kualitatif dan meode kuantitatif. Metode Kualitatif berupa metode frekuensi makanan (food frequency), metode riwayat makanan (dietary history), dan metode pendaftaran makanan (food list). Sedangkan metode kuantitatif yang dijabarkan berupa metode recall 24 jam (food recall), metode perkiraan makanan (estimated food records), metode penimbangan makanan (food weighing), metode pencatatan (food account), metode inventaris (inventory method), dan metode pencatatan (householdfood records).
BMM-017606-MAN1 | Tersedia | ||
BMM-017645-MAN1 | Tersedia | ||
BMM-022517-MAN1 | Tersedia | ||
BMM-022631-MAN1 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain